Krisis Sampah Jakarta dan Solusi Biokonversi Maggot BSF
Krisis sampah Jakarta semakin serius. Pada 2024, timbulan sampah mencapai sekitar 3,17 juta ton per tahun
, dengan rata-rata harian lebih dari 8.000 ton
—sebagian besar berakhir di TPST Bantargebang
. Namun, kapasitas pengelolaan masih terbatas dan menimbulkan masalah lingkungan serta sosial. Oleh karena itu, pendekatan berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan.




Statistik Sampah Jakarta 2024





Berdasarkan data resmi SIPSN KLHK, tingkat pengelolaan sampah nasional masih rendah. Pada 2024 hanya 38,8% sampah yang terkelola, sementara 61,2% belum tertangani.
Di Jakarta, timbulan harian lebih dari 8.000 ton, dengan 74% langsung masuk ke TPST Bantargebang. Selain itu, menurut laporan JSE Serambi Mekkah, sampah rumah tangga menyumbang sekitar 7.800 ton per hari, sementara sekitar 31,68 ton per hari berupa sampah B3.
Kondisi ini menegaskan pentingnya inovasi pengelolaan agar sampah tidak sekadar menumpuk, tetapi dapat dimanfaatkan kembali.
Peran Bank Sampah dalam Pengelolaan
Program “1 RW 1 Bank Sampah” kini semakin digalakkan. Wakil Gubernur DKI mencanangkan pembentukan 870 bank sampah baru dan reaktivasi 852 bank sampah yang sempat tidak aktif.
Hingga 2023, Jakarta Pusat saja sudah memiliki 413 unit bank sampah aktif. Secara total, terdapat 2.589 Bank Sampah Unit di Jakarta dengan lebih dari 158.000 nasabah.
Hasilnya nyata: RW 08 Lenteng Agung mampu mengumpulkan 2,5 ton sampah daur ulang per bulan, yang kemudian dikonversi menjadi nilai ekonomi bagi warganya (Dashboard DLH DKI).


Maggot BSF: Solusi Biokonversi Sampah Organik
Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah teknologi biokonversi yang efektif. Maggot mampu menguraikan sampah organik dalam jumlah besar dan cepat. Hasilnya berupa larva kaya protein untuk pakan ternak, serta pupuk organik berkualitas.
Menurut Waste to Bless, 1 gram telur BSF dapat menghasilkan hingga 2 kg maggot, dan setiap siklus mampu mengurangi sampah organik sebanyak 3–4 kg per hari. Selain ramah lingkungan, teknologi ini mendukung pencapaian SDG’s,antara lain ;
SDG 2:
Ketahanan pangan melalui pakan alternatif
SDG 11:
Kota berkelanjutan dengan pengurangan limbah
SDG 12:
Konsumsi dan produksi berkelanjutan
Perusahaan BUMN seperti Brantas Abipraya juga sudah mengadopsi maggot BSF untuk mendukung ekonomi hijau.



